Rabu, 18 Juli 2012

Why we need someone...



 Pacaran itu bukan prioritas utama buat gua. Kenapa? Karena kita bisa nemuin yang namanya kasih sayang dimana aja, gak cuma dari pacar. Sahabat misalnya. Justru buat gua sahabat itu adalah segala-galanya. Kadang gua malah lebih mentingin ketemu sama sahabat-sahabat gua daripada pacar. Kadang sih, gak selalu.
 Gua selalu marah sama temen gua yang kerjaannya ngeluh mulu karena jomblo lama. Yaelah, kenapa harus ngeluh sih karena gak punya pacar. Lo masih muda gitu, banyakin temen biar kalo lo mati nanti banyak juga yang inget sama lo. Gak punya pacar aja hebohnya kaya kemalingan emas satu peti. Nanti kalo udah punya pacar yang posesif, ngeluh juga karena gak ada waktu buat jalan sama temen-temen. Kan gak semua orang bisa ngebebasin pacarnya buat jalan sendirian. Mereka juga pasti ada rasa takut lah kalo aja lo pada bohong bukan jalan sama temen, tapi malah jalan sama temen mesra. Nah, itu yang bikin sifat posesif mereka keluar (terutama cewek).
  Tapi sekarang kayanya gua kemakan omongan. Setelah ditinggal sama orang tersayang enam bulan lalu untuk selamanya, sekarang gua bener-bener ngerasa sendiri dan kesepian. Punya banyak sahabat gak cukup buat bikin gua gak sendiri. Saat sama mereka gua ngerasa bebas, gak perlu ngerasain yang namanya kesepian. Tapi disaat gak sama mereka, gua lagi-lagi harus kejebak didalam kesendirian. Everyone has their own bussiness, right? Jadi gak setiap hari juga mereka bisa nemenin gua, dan gua gak bisa maksa mereka buat nemenin gua.
 Itulah kenapa gua bilang gua kemakan omongan sendiri. Kayanya sekarang gua udah harus buka hati buat orang lain. Gua butuh seseorang yang bisa nemenin gua setiap hari, ngusir semua kesendirian dalam hidup gua, berbagi banyak cerita, ngabisin waktu berdua. Padahal tadinya gua sempet berfikir buat jomblo seumur hidup karena frustasi, tapi kayanya gak jadi deh. Gua capek sendirian, bahkan kayanya gua udah lupa gimana rasanya diperhatiin sama orang yang spesial (oke, yang ini berlebihan). 
 Gua sempet berfikir buat minta cariin pacar sama temen-temen gua, tapi kayanya gak perlu juga. Gua bukan orang yang gampang suka atau jatuh cinta sama orang baru. Biasanya perasaan akan muncul kalo gua udah ngerasa nyaman banget, dan itu butuh waktu yang lama. Jadi kayanya gua harus nunggu aja. Bukannya Tuhan udah nyiptain pasangan buat kita. Kalo gak sekarang, ya berarti nanti. Just wait and see, I'll find my prince, someday. :-)

Rabu, 11 Juli 2012

Kau dan Dia


Kau...
Kau tau, saat ini aku sedang merasa seorang diri.
Entah apa yang membuatku merasakan hal itu. Semenjak kau pergi meninggalkanku untuk selamanya beberapa waktu lalu, jatungku seolah ikut berhenti berdetak. Nafasku terasa berat. Ingin rasanya aku ikut pergi saat itu juga. Namun apa yang aku fikirkan, jelas sekali itu adalah tindakan bodoh yang hanya dilakukan oleh orang yang putus asa. Tapi saat itu aku memang sedang putus asa. Merasa dikhianati oleh orang yang sangat aku cintai. Kau, ya, itu adalah kau.
Kau pergi begitu saja tanpa sepatah katapun terucap saat aku memandangmu dari pintu Unit Gawat Darurat. Yang kau lakukan hanya diam terbaring dan sesekali bergerak karena merasa kesakitan. Sementara aku hanya terus mengucurkan airmata, tidak kuasa melihat keadaanmu. Saat beberapa suster mendorong tubuhmu yang terbaring diatas ranjang menuju ruangan yang disebut ICU, kecemasanku mulai mereda. Ada harapan yang besar disana. Harapan akan kesembuhan dirimu. Angan-anganku terus melambung tinggi. Membayangkan apa yang akan aku lakukan ketika kau membuka mata esok hari? Apa yang akan aku bawa saat menjengukmu? Dan apa yang akan kau lakukan saat bertemu ‘mereka’?
‘Mereka’ yang selalu mewarnai hari-hari kita dengan pertengkaran kecil dan besar. ‘Mereka’ yang kau ajak ikut masuk kedalam kehidupan kita. ‘Mereka’ yang secara langsung dan tidak langsung punya maksud yang sama, yaitu merebutmu dari pelukanku. Sudahlah, tidak akan menguntungkan jika aku terus membahas ‘mereka’.
Namun seketika kabar itu datang. Kabar yang keluar dari mulut sahabatmu. Kabar yang juga membuyarkan semua lamunanku. Kau pergi. Kau pergi meninggalkanku untuk selamanya. Tidak banyak yang kuingat saat itu. Yang kutau, setelah mendengar kabar itu, aku jatuh pingsan dan hilang kesadaran. Saat kubuka mataku, aku segera menghampiri tubuhmu yang diam kaku tertutupi selimut. Tidak banyak yang dapat aku lakukan. Kecuali menangis. Ya, hanya air mata yang dapat mewakili perasaanku saat itu.

Semenjak itu kesendirian selalu menghantuiku. Aku selalu merasa seorang diri. Kesepian karena kau telah pergi meninggalkanku. Tunggu, kau tidak benar-benar meninggalkanku. Kita tau itu. Kau selalu menemaniku. Tapi kenapa aku masih terus merasa sendiri? Apa karena hatiku merasa sepi tanpa hadirmu? Tidak. Jelas tidak. Kau masih menetap dihati terdalamku. Bukan itu alasanku merasa sendiri. Lalu apa? Apa yang membuatku selalu menitikkan air mata? Apa karena aku tidak lagi dapat menangkap bayanganmu? Hmm, seharusnya aku tidak pernah berfikir seperti itu. Kau selalu disini. Disisiku. Dihatiku. Dianganku. Tapi kenapa kesepian itu selalu menghantuiku?
Entahlah. Yang pasti bukan karena kau pergi meninggalkanku. Karena kau memang tidak pernah melakukan itu.



Dia...
Ya, kau tau jelas siapa dia.
Dia adalah seorang yang selalu menemani hari-hariku­. Dulu. Sama sepertimu.
Dan karena sama sepertimu, dia juga pergi meninggalkanku. Tidak, kau tidak meninggalkanku, dan dia meninggalkanku. Dia pergi menjauh seolah kami tidak saling mengenal. Dia yang kutemui tempo hari, bukan dia yang dulu selalu mendengarkan ceritaku. Dia tidak lagi tertarik dengan kabarku. Setidaknya itu yang ada dibenakku.
Namun ada kesamaan diantara kalian. Kalian tetap tinggal dihatiku walau entah berada dimana. Apa yang aku fikirkan? Tentu saja aku sangat bodoh membiarkan dia masuk juga kedalam hatiku, sama sepertimu. Aku menyesal sekali saat membiarkan dia melakukan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Saat itu kami hanya saling bertatapan dan berjanji seolah tidak terjadi apa-apa. Dan kami melakukannya.
Dia menghilang. Benar-benar menetapi janji untuk tidak mengingat kejadian tempo hari. Tapi tidak denganku. Memori itu terus menari didalam benakku. Mengganggu hari-hariku. Tidak seharusnya aku membiarkan kenangan buruk itu hadir menghantuiku. Kami telah berjanji. Dan seharusnya kami menepati. Namun apa yang aku lakukan? Aku justru menikmati kenangan itu dengan air mata. Air mata kerinduan akan hadirnya yang selalu menemani hari-hariku.
“hei, apa kabar?” Ingin sekali aku mengucapkan kata itu saat bertemu dengannya. Tapi tidak. Kami bahkan tidak pernah bertemu lagi setelah tempo hari bertemu disuatu tempat dengan suasana canggung. Dia terlihat aneh. Dia bukan lagi dia sahabatku. Dia kini benar-benar telah menjadi orang asing dimataku. Tapi tidak dihatiku.
Hatiku seolah mengharapkan dirinya kembali. Kembali menemani hari-hariku. Kembali menjadi dia yang sahabatku, atau mungkin lebih. Ahh, apa lagi yang kufikirkan? Ya, perasaan ini selalu muncul ketika sedang membayangkan dirinya. Mebayangkan dialah sosok yang akan menggantikan dirimu. Waw         !! aku benar-benar sudah kacau. Bagaimana bisa aku memikirkan hal yang jelas-jelas tidak akan pernah terjadi. Kau dan Dia jelas-jelas berbeda. Kau lah yang kucintai kemarin, hari ini dan seterusnya. Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisimu di hatiku yang terdalam. Tidak juga Dia. Dia yang selalu hadir diangan-anganku, akan tetap berada disana. Tidak akan pernah berubah jadi nyata. 

Rabu, 04 Juli 2012

Anak Jalanan



  "Kak, itu apa?"
Aku tersentak mendengar suara itu. Suara anak kecil yang lirih namun bersemangat. Suara yang tidak jauh. Disampingku. Hampir saja aku melepas kamera yang aku gunakan sejak tadi untuk memotret keadaan sekeliling, ketika seorang anak dengan pakaian yang kotor dan berantakan berdiri didekatku. Tangannya yang mungil memegang sebuah gitar kecil dengan beberapa senar yang sudah putus. Aku seketika menjauh, takut jika saja anak itu akan berbuat jahat padaku.

  "Tidak apa-apa."
Kali ini seseorang berbicara dengan nada yang tenang. Tangannya menyentuh pundakku, seakan meyakinkanku bahwa anak ini tidak berbuat jahat. Aku mendapati Jodi berada dibelakangku, tapi sekarang berjalan kecil mendekati anak itu.
  "Namanya siapa dek?" Jodi agak membungkukkan badannya dihadapan anak kecil itu.
  "Ajis!" Jawabnya dengan singkat dan penuh semangat.
Ajis lalu terdiam. Matanya mengarah pada sebuah kamera yang tergantung di leher Jodi. Mata-mata jahat. Mata-mata penuh arti. Seperti seekor macan yang siap menerkam mangsanya.
  "Kamu mau difoto?" Tanya Jodi ketika menyadari sepasang bola mata yang kecil itu terus mengamati sebuah benda yang tergantung dilehernya.

Ajis berteriak memanggil teman-temannya. Tiba-tiba saja muncul anak-anak kecil dengan pakaian yang compang-camping. Ada beberapa anak yang membawa botol minum, tutup botol yang dijadikan satu, dan berbagai barang rongsokan yang mereka sulap menjadi alat musik. Ya, mereka adalah pengamen-pengamen kecil yang sudah bisa berusaha mencari uang sendiri. Atau malah dipaksa untuk mencari uang oleh orangtua mereka.
Aku terpaku melihat anak-anak itu sangat senang ketika Jodi mengambil beberapa gambar mereka. Mereka tertawa lepas sekali. Terlihat jelas senyum-senyum yang terbentuk di bibir mungil mereka. Bukan senyum penuh arti. Tapi senyum yang begitu tulus keluar dari hati. Tiba-tiba saja bola mataku terasa basah. Aku menangis. Menagis penuh haru. aku terus berpikir, bagaimana mereka dapat tersenyum dengan begitu tulusnya. Jodi tidak memberikan mereka permen atau uang. Mengapa mereka terlihat begitu bahagia. Sedangkan keadaan disekitar mereka begitu kumuh. Apakah mereka tidak merasa menderita. Entahlah jika aku yang berada disini. Bermain dengan gitar kecil dipinggir-pinggir jalanan kota besar. Tidur hanya beralaskan kardus. Lingkungan yang bau dan panas. Apa yang mereka makan setiap hari? Bagaimana kalau hujan turun? Atap mereka pun juga terbuat dari kardus. Air mataku terus mengalir melihat mereka seakan melupakan penderitaan yang selama ini mereka rasakan. Sulit sekali menemukan senyum kecil setulus mereka di kota-kota besar. Begitu juga denganku. Jarang sekali aku tersenyum dengan tanpa maksud. Tidak seperti mereka.

  "Kak, kok nangis?" Suara lirih lagi. Kali ini aku melihat seorang gadis kecil berdiri disampingku. Rambutnya yang tipis dikuncir kuda dengan berantakan. Alas kakinya hanya sebelah saja, entah yang satu lagi kemana. Dan tangannya yang mungil memegang tanganku.
  "Kakak gak papa kok." Aku menghapus air mataku dan tersenyum pada gadis kecil itu.
  "Kakak kok diem aja, kesana yuk ikut sama yang lain." Anak itu menarik tanganku dengan begitu semangat. Aku pun mengikutinya dari belakang.


Aku dan Jodi berjalan menuju mobil. Anak-anak kecil itu juga mengantar kami sampai masuk kedalam mobil. Tangan-tangan kecil mereka terus melambai sampai mobil kami berjalan meninggalkan mereka. Aku melihat kembali beberapa foto yang kami ambil tadi. Senyum-senyum itu begitu hidup. Tugasku selesai. Bukan hanya tugas yang aku dapati. Tapi juga pengalaman hidup. Pelajaran tentang kehidupan anak-anak pinggiran jalanan. Dulu mungkin aku akan takut dan menghidar ketika ada pengamen yang berdiri dilampu merah dengan muka mengemis. Namun ketika melihat senyum-senyum tadi, aku tidak akan lagi takut. Tidak akan ada lagi rasa jijik ketika melihat mereka. Tidak akan ada lagi rasa ragu untuk memberikan mereka beberapa recehan dari dalam dompet.
Aku terus tersenyum sepanjang jalan pulang. Jodi yang menyadarinya juga ikut tersenyum melihatku. Ya, kali ini aku tersenyum tanpa arti. Senyum tulus ini muncul karena mereka.

Selasa, 03 Juli 2012

The Mask


Semua mata tertuju pada seorang gadis yang berjalan melewati setiap sudut ruangan. Mawar, cantik namun berduri. Tapi ketika semua orang sudah terbuai oleh kecantikannya, mereka akan lupa dengan duri masih tertancap di tangkainya. Dan Mawar akan lebih mudah membuat mereka terbuai dengan drama-drama yang diciptakannya. Ya, Mawar tidaklah lebih dari seorang pembohong. Mengelabuhi banyak orang dan menyembunyikan jati diri yang sebenarnya dibalik topeng yang selalu ia pasang kemanapun ia pergi.

Kehidupan Mawar sendiri tidak lebih dari pedagang-pedagang dijalanan. Bedanya, pedagang-pedangan itu mendapatkan uang dengan berjualan, sedangkan Mawar hanya perlu memasang topeng kesedihan dan mengelabuhi banyak orang agar merasa iba dan memberikan sejumlah uang. Layaknya pengemis? Ya, sama sekali seperti pengemis. Mawar selalu memberikan janji akan mengembalikan uang yang ia pinjam suatu saat nanti kepada orang-orang yang memberikannya. Namun, suatu saat nanti itu tak kan pernah ada. Ia akan memasang berbagai macam topeng nya ketika seseorang sudah meminta uangnya untuk kembali. Dan mereka akan percaya, atau beberapa orang akan lelah dengan berbagai topengnya.

Mawar yang banyak orang kenal selalu menghambur-hamburkan uangnya, atau mungkin uang orang lain. Dan uang yang selalu ia pinjam bukanlah jumlah uang yang sedikit. Ia selalu berlaga layaknya seorang Puteri Kerajaan. Padahal kehidupan Mawar kurang lebih hanya seperti rakyat biasa yang tinggal di dekat Istana dan memimpikan suatu saat dapat tinggal didalam sana. Sangat menyedihkan. Hanya karena Ia terlalu takut menghadapi kenyataan, Ia selalu menghalalkan segala cara agar dapat terlihat seperti seorang Puteri. Berbagai macam topeng sudah ia siapkan untuk ia pakai disetiap saat. Mungkin Mawar sendiri sudah terbuai didalam topengnya sendiri dan melupakan siapa dirinya yang sebenarnya.

Setiap orang pasti akan merasa jenuh dengan topeng yang mereka pakai suatu saat nanti. Namun sepertinya tidak untuk Mawar. Dengan begitu banyak topeng yang ia ciptakan, ia tidak akan pernah merasa jenuh. Ia sudah mendewa. Dikagumi oleh banyak orang. Tapi ketika sesekali saja ia melepas topengnya, mungkin sudah tidak akan ada lagi yang mengaguminya.

Beberapa orang memang akan melupakan duri yang tertancap ditangkai ketika melihat kuncup bunga mawar yang bermekaran indah. Tapi jika durinya sendiri lebih banyak dibanding kelopak-kelopak bunga itu sendiri, masihkah ada orang yang mengaguminya?

Selasa, 19 Juni 2012

Diary Pramugari: Seks, Cinta & Kehidupan.



Salah seorang temanku, Hannah, bercerita tentang novel yang baru saja ia beli. Ya, karena aku sangat suka membaca tanpa pikir panjang aku minta izin untuk meminjam buku ini. Awal pertama aku mendengar kata Diary Pramugari, muncul di pikiranku bahwa cover novel ini berwarna biru. Entah mengapa, mungkin karena seragam pramugari kebanyakan warna biru. Tapi ternyata covernya identik dengan warna merah. Warna yang menurutku mempunyai daya tarik tersendiri ketika melihatnya.

Novel karya Agung Webe adalah novel pertama yang berhasil membuatku meneteskan air mata. Setiap kata yang terurai begitu frontal tanpa adanya pengalusan atau pembakuan. Beberapa kalimat disini juga sangat menarik. Membahas detail tentang gaya hidup seorang pramugari. Jingga(tentunya bukan nama asli) adalah seorang pramugari yang membagikan kisah hidupnya kepada Agung Webe dan memintanya untuk menuliskan kisah hidupnya ini. Dan Agung Webe merangkumnya dengan sangat baik

Jingga. Seseorang yang belum menemukan arti dari sebuah kehidupan yang sebenarnya dan masih harus banyak belajar untuk dapat menemukan jati dirinya. Memilih jalan untuk menjadi seorang pramugari karena keadaan ekonomi yang tergolong kurang mampu. Bertemu dengan banyak orang yang memberikan berbagai macam pandangan tentang hidup yang membuatnya makin bingung dengan misteri hidup. Begitu banyak diluar sana yang Jingga tidak dapat pahami. Bagaimana seseorang dapat dengan mudahnya melakukan hubungan seks sebelum menikah? Bagaimana orang yang tidak percaya agama namun dapat mempercayai Tuhan? Bagaimana seorang nasrani merasa nyaman berada diMasjid? Bagaimana Ia harus berhadapan dengan kenyataan yang terlalu pahit untuk dijalani? Bagaimana ketika orang-orang yang berarti dan sangat ia sayangi harus pergi meninggalkannya begitu cepat? Semua itu membuat Jingga tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kuat. Memberikan banyak pengalaman. Karena teori saja belum cukup untuk dapat memahami sesuatu, dan dibutuhkan pengalaman untuk dapat semakin memahaminya.

Anya adalah sosok yang aku sukai dalam cerita ini. Cara pandangnya yang luas memberikan pengertian sendiri bagi kebingungan-kebingungan yang menghampiri Jingga. Cara pandangnya yang unik, membuat kita juga terbawa pada sifatnya. Ya, kata-kata yang dituturkan Anya tidak hanya memberi kekuatan tersendiri untuk Jingga. Tapi juga untukku yang membaca.

Dari berbagai macam novel yang kubaca, semuanya memang membuatku terbuai dan masuk kedalamnya. Namun baru kali ini aku benar-benar menitikkan air mata karenanya. Cerita Jingga mencakup banyak pengalaman. Kesedihan yang ia rasakan, seolah aku juga dapat merasakannya. Mungkin ada sedikit kisah yang juga merupakan kisahku. Kisah dimana harus kehilangan orang yang sangat berarti dan bagaimana cara agar kita dapat melaluinya tanpa harus terus terjebak dalam kesedihannya.

Novel ini sangat recomended. Dan ketika membacanya, kalian akan semakin memahami berbagai hal tentang kehidupan yang mungkin belum kita pahami. Selamat membaca. :)

Kamis, 14 Juni 2012

A Promises

Kalian tau tidak bagaimana rasanya ketika sebuah masa lalu datang menyerang? Ketika semua kenangan baik dan buruk menghantui hari-hari kita. Apa yang akan kalian lakukan ketika kalian sadar semua kenangan itu tidak lagi dapat kalian lakukan? Ketika beberapa hal indah tidak lagi dapat terulang. Ketika beberapa orang tersayang pergi meninggalkan. Semua itu tidak akan lagi membuat kita tersenyum. Melainkan harus menahan air mata yang sebenarnya tidak ingin keluar. 

Mungkin sebagian dari kalian sudah mengira bahwa aku adalah salah satu orang kesepian didunia ini. Ditinggal oleh orang tersayang untuk selamanya itu sangatlah menyakitkan. Dimana kita tidak akan dapat lagi memeluk tubuhnya atau bahkan menyetuh wajahnya. Tapi senyum manisnya tak pernah hilang dari pikiranku. Senyum manis itu selalu hadir ketika aku merasa aku benar-benar seorang diri, seolah menyakinkan bahwa Ia selalu disini menemani. Senyuman itu juga selalu hadir dalam mimpi-mimpiku. Benar-benar menyakinkanku bahwa Ia memang tidak pernah pergi meninggalkanku. Namun ketika aku mulai terjaga, air mata ini tak tertahan untuk keluar. Aku merasa seperti hidup didalam mimpi. Aku tidak ingin merasakan dunia tanpa kehadirannya. Karena kau tau? Itu sangat menyakitkan.

Suatu hari ketika aku sedang berada seorang diri dirumah, tanpa sebab air mataku turun membasahi pipi. Entah mengapa aku benar-benar merasakan kehadirannya disampingku. Dengan tiba-tiba aku bergumam dalam hati menyebut namanya dan melihat kesekeliling. Kau tau, saat itu aku sedang tertawa lepas menonton acara komedi di salah satu stasiun tv. Dan dengan tiba-tiba saja perasaan itu muncul. Entah itu hanya perasaanku saja atau Dia memang benar-benar hadir disisiku, tapi yang kutau sejak aku mengenal dirinya perasaan ku tidak pernah salah. Dan aku berharap Dia memang selalu ada disisiku, memandangku sambil tersenyum dan terus mengamatiku.

Sampai saat ini aku masih terus menghindari semua hal yang akan membuatku mengingatnya. Sebisa mungkin aku tidak ingin mendengar lagu-lagu yang berhubungan dengan aku dan dia. Karena aku tidak akan dapat menahan setiap tetesan air mata yang jatuh dari mataku. Setiap saat aku memanjatkan doa untuknya, air mata itupun tak luput menemani. Seolah ini sudah menjadi sesuatu yang harus dilakukan jika berhubungan dengannya. Dan aku bingung harus berbuat apa. Memeluknya. Ya, itu adalah satu-satunya hal yang ingin sekali aku lakukan. Dan aku hanya dapat melakukannya didalam mimpi yang dia hadiri. Itu semua membuatku ingin sekali hidup dalam mimpi. Enggan untuk kembali pada kehidupan nyata yang sepi.

Dan saat ini, seorang kakak ipar yang sedang tidur disampingku tiba-tiba saja bertanya apakah alm. sering duduk sambil memainkan tangannya, memakai kaos putih polos dan celana dengan warna kusam. Dan ketika aku mengatakan iya, dia berkata bahwa ia melihat sosok alm sedang duduk dihadapanku, saat ini, disaat aku sedang menulis ini. Entah aku harus mempercayainya atau tidak. Yang pasti jika memang apa yang dikatakannya benar, aku sangat merasa senang. Aku semakin yakin bahwa alm. tidak pernah pergi meninggalkanku.

 Surat Kecil Untukmu, Ki...
Ki, kalo emang kamu beneran disini dan selalu dapat setiap hal yang aku lakukan, aku ingin sekali berterimakasih sama kamu karena kamu benar-benar menepati janjimu untuk tidak pernah meninggalkanku. Aku mau bilang kalo aku kangen banget sama kamu ki. Gatau gimana caranya aku pengen banget meluk kamu. Kamu tau kan kalo dari dulu itu adalah hal favoritku. Bersandar didada kamu. Membicarakan banyak hal. Aku kangen masa-masa itu yang gak bisa aku ulang lagi ki. Semua orang kehilangan mu, Ki. Gak cuma aku. Tapi aku gabisa boong kalo aku bener-bener kehilangan kamu seutuhnya. Aku kesepian, Ki. Gak semua dari mereka bisa nemenin aku setiap hari kaya kamu. Mereka punya dunia dan kesibukan masing-masing yang gabisa aku paksa untuk nemenin aku setiap saat. Gak ada lagi kamu yang hampir tiap hri dateng kerumah, hampir tiap hari bikin aku marah. Aku sayang kamu, Ki. Aku sayang kamu banget. Dan kamu pasti tau kalo saat ini aku gabisa berentiin air mata yang terus turun. Mungkin kamu akan bilang aku cengeng. tapi aku emang beneran cengeng, Ki. Aku butuh kamu!

Tari Saman

 Kali ini aku ingin membahas soal salah satu tarian tradisional Indonesia, yaitu Tari Saman. Kenapa aku ingin membahas soal Tari Saman, dan bukan tarian lain? Karena mungkin ini satu-satunya tarian tradisional yang aku kuasai. Aku mengenal tari saman atau ratoh doek sejak awal masuk SMA. Sebenarnya aku hanya ikut-ikut temanku saja untuk bergabung bersama ekstrakuliker ini. Tapi setelah sekian lama aku mengikuti berbagai kegiatan latihan dan lomba aku justru semakin menikmatinya.

Tari ratoh doek atau yang kita kenal sebagai tari saman ini adalah tarian tradisional asal Aceh. Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis. Pada umumnya tari Saman ini membutuhkan penari yang berjumlah belasan orang atau berjumlah ganjil dan dua orang Syekh. Selain bertugas mengatur gerakan para penari, Syekh juga bertugas mengiringi dan menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.


Begitulah sekilas tentang tari Saman yang aku ketahui. Dan sekarang aku ingin sekali memperkenalkan tentang SENTRA  46. Sentra 46 ( Seni Tari Tradisional 46) yang berdiri sejak tahun 2003 ini sudah sangat terkenal. Dimana setiap tahunnya banyak sekali menerima penghargaan. Dan Sentra 46 ini adalah salah satu ekstrakulikuler yang sangat dibanggakan karena selalu memperoleh prestasi. Sentra 46 pada tahun 2008-2009 pernah dinobatkan sebagai Duta Tari Saman Terbaik se-Indonesia. Dan semua penghargaan yang diterima setiap tahunnya selalu menjadi pacuan untuk generasi berikutnya agar tetap mempertahankan nama baik Sentra 46.


Semua prestasi itu juga menjadi pacuan untukku dan juga teman-temanku. Timku sendiri yang diketuai oleh Hannah ini sudah mengumpulkan 22 piala. Tapi itu semua tidak luput atas kerja keras kakak-kakak pembimbing kami dan juga Bang Alex, Syekh kami yang selalu sabar melatih. Walaupun kami semua sudah lulus, bukan berarti kami akan berhenti menari. Kami masih tergabung dalam Sentra gabungan yang terdiri dari beberapa angkatan menjadi satu tim. Kami juga masih sering menerima beberapa Job dari Bang Alex untuk menari dalam beberapa acara. Dan itu semua menjadi suatu kepuasan sendiri bagi kami untuk terus menari dan dapat berpartisipasi dalam pelestarian dan pengenalan Tari Tradisional Indonesia kepada masyarakat banyak. Sekian pengalaman dan ceritaku tentang Tari Saman. Terimakasih :)

Ini adalah beberapa foto-foto kami disaat mengikuti berbagai kegiatan:














Rabu, 13 Juni 2012

Aku dan 'mereka'



  Aku adalah seorang penulis.

Ya, setidaknya begitulah aku menyebut diriku. Aku sudah suka menulis sejak aku duduk di bangku sekolah dasar. Dimana salah satu karyaku pernah juga terbit disalah satu media cetak swasta. Namun bukan atas namaku. Banyak sekali cerita-cerita yang sudah aku buat. Tapi karena kemalasan selalu datang, cerita-cerita itu masih tersimpan tanpa terselesaikan. Sebenarnya kemalasan bukan satu-satunya alasan mengapa aku tidak menyelesaikan semua ceritaku. Melainkan, aku merasa aku masih harus banyak belajar untuk dapat membuat sebuah cerita yang berkualitas.

Aku sangat suka membaca. Terutama untuk membaca novel-novel sastra. Karena dari situ mungkin aku dapat belajar bagaimana membuat kata demi kata yang rumit namun dapat dimengerti. Membuat satu alur cerita yang menarik dan juga menyentuh. Tapi terkadang semua itu pun juga belum cukup. Entah apa yang harus aku lakukan untuk berani menyelesaikan semua ceritaku lalu mengirimnya pada salah satu penerbit. Aku ingin sekali tau bagaimana rasanya ketika aku memasuki beberapa toko buku, dan disana terlihat karyaku terpajang dalam deretan buku-buku laris. Entah apa yang akan aku lakukan ketika aku berada disuatu tempat dan disana terdapat seseorang sedang membaca karyaku. Satu hal yang pasti adalah aku akan tetap bersyukur dan tidak akan berhenti untuk menulis.

Sebenarnya menjadi penulis bukanlah cita-citaku. Sejak kecil entah mengapa aku selalu ingin menjadi seorang sutradara. Dimana semua teman-temanku sewaktu kecil memimpikan untuk menjadi dokter, guru, artis atau yang lain, aku selalu menulis kata 'SUTRADARA' dalam kolom cita-cita. Tapi mungkin jika suatu saat aku berhasil menjadi penulis, aku akan dengan mudah menyalurkan bakatku dalam dunia film. Dan menurutku, jika kita sudah dapat membuat sebuah alur, kita akan lebih mudah mengarahkannya. Tapi entahlah, itu hanya pendapat dari seorang pemimpi.

Kau tau, jiwa penulis itu tidak jauh dengan imajinasi yang berlebihan yang terkadang sulit untuk dikontrol. Sebuah cerita datang secara tiba-tiba dan disaat kita telah terbuai didalamnya, dia pergi begitu saja. Kau tau bagaimana rasanya? Seperti ketika kau sedang merasakan indahnya cahaya matahari, tapi tiba-tiba awan hitam datang menutupinya. Sebenarnya saat ini aku sedang merasakannya. Disaat aku mempunya suatu bahan untuk ditulis, tapi ketika aku mulai mengerjakan, itu semua hilang begitu saja. Seperti bermain-main dalam benakku, dan memaksaku untuk mencarinya. Dan bagaimana jika aku tidak berhasil menemukan mereka? Aku akan diam. Menutupnya dan melupakannya. Lalu aku akan membuka lembar baru ketika sebuah imajinasi baru datang untuk menemuiku. Itulah mengapa aku merasa harus masih banyak berlajar. Belajar menangkap semua imainasi yang selalu bermain-main didalam benakku dan mencoba untuk bersahabat dengan mereka. Dengan begitu aku akan dengan mudah menyelesaikan semua ceritaku.

Senin, 11 Juni 2012

Cinta?

Sampai saat ini aku masih mencari tau bagaimana cara kita dapat mengetahui apakah seseorang mencintai kita atau tidak tanpa ia mengatakannya. Dan entah sampai kapan aku terus mencari hal yang mungkin bahkan tidak akan aku temui jawabannya itu. Tidakkah kau ingin melakukan hal yang sama denganku? Tidakkah kau ingin tau apakah diluar sana ada seseorang yang diam-diam selalu memperhatikanmu? Mungkin kita dapat mengumpulkan sedikit demi sedikit perlakuan spesial yang dilakukan seseorang terhadap kita. Tapi bagaimana jika seseorang itu justru memilih untuk terus memendamnya, bahkan menjauh darimu. Apakah kau akan berfikir dia tidak mencintaimu? Ya pasti sebagian orang akan mempunyai pikiran itu. 

Aku pernah membaca salah satu karya seorang penulis favoritku, Kahlil Gibran, bahwa ' Kekuatan untuk mencintai adalah anugrah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia. ' Jadi kenapa harus ada orang-orang yang begitu takut untuk menghadapi cinta itu dan memilih untuk lari menjauhinya. Bukankah itu akan lebih menyakiti? Beberapa alasana yang kutemui dari orang-orang itu adalah takut ditolak, merasa tidak pantas, atau bahkan ada yang takut disakiti. Menurutku, disaat kita siap untuk mencintai, kita juga harus siap untuk merasa tersakiti. Karena cinta itu sendiri tidak selalu untuk bahagia bukan? Disaat kau dapat menerima kehadiran cinta tanpa peduli rasanya tersakiti, disaat itu kau telah mengerti bagaimana cinta. Bagaimana cinta membantumu bertemu orang-orang dengan karakter yang berbeda di dalam hatimu. Dan keterpurukan itu sendiri adalah jalan dimana kau akan menemukan cintamu yang sebenarnya. Apa yang dinamakan cinta sejati juga tidak selalu memberikanmu kebahagian. Orang yang terus menerus menyakitimu juga bukan berarti ia adalah cinta yang salah untukmu. Itu semua tergantung bagaimana kita menyikapi permainan cinta. Bagaimana kita memahami apa itu cinta yang sebenarnya. 

The Reason

Cerita yang aku tulis kali ini adalah hasil karya salah seorang temanku, Raka. Ia memintaku untuk memposting tulisannya, karena dengan alasan tertentu ia tidak ingin memposting tulisannya ini.

  Apa yang aku inginkan untuk menjadi seorang penulis adalah agar ceritaku dapat dibaca orang. Tapi  semakin berjalannya waktu, aku ingin menjadi penghibur untuk para pembacaku. Ya, kesepian adalah alasan pertamaku untuk menulis. Beberapa orang mungkin sama sepertiku, kebanyakan orang menulis atau membuat lagu sebenarnya agar orang lain dapat mengerti apa yang ada didalam hatinya. Orang seperti kami terkadang seperti lilin yang dapat menerangkan orang lain tapi melelehkan dirinya sendiri. 
  Sebenarnya ada satu hal yang tidak dapat dipungkiri, yaitu Cinta. Terkadang cinta dapat menjadi penyemangat hidup kita, inspirasi kita, bahkan bisa membuat kita tersenyum tanpa sebab. Tapi cinta juga dapat membuat kita terjatuh. Terkadang mencintai orang lain dapat membuat kita sadar apa arti kehidupan dan cinta. Belajar mencintai dan dicintai, bagaimana rasanya bahagia dan membahagiakan pasangan kita. Bahkan setelah terpuruk dari cinta, beberapa orang menjadi sadar dan semakin mengerti bagaimana agar tidak terjebak dikesalahan yang sama. Mungkin tidak semua orang, karena sebagiannya lagi masih akan terus terjebak didalamnya dan enggan untuk keluar. 
  Cinta juga menjadi salah satu alasanku untuk menulis. Karena semua orang pasti mempunyai cerita yang berbeda-beda tentang perjalanan cinta mereka. Terkadang aku harus memposisikan diriku didalam keadaan yang terpuruk agar mendapatkan cerita yang menyentuh, terkadang pula aku menyembunyikan kesedihanku dan berpura-pura senang agar mendapatkan cerita yang lucu. Semua itu hanya untuk satu tujuan, yaitu menghibur. 
  Entah sampai kapan aku menjadi lilin seperti ini. Tapi bagiku, para pembacaku adalah cahaya bagiku. Karena merekalah yang mendengarkan ceritaku.

Terimakasih ):( 


-Raka.

Kamis, 05 April 2012

Love in Friendzone

Aku duduk dihadapannya. Mengamati kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Membentuk sebuah cerita tentang kisah cintanya. Sebelumnya Ia sudah bercerita padaku lewat social media. Namun kali ini aku dapat melihat jelas emosi yang keluar dari matanya.
 "Gua salah banget ya emang suka sama dia..." Berkali-kali Ia mengucapkan kata-kata itu, sehingga membuatku bosan. Dan sudah berkali-kali pula aku mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan perasaan. Apa yang bisa kita salahkan dan siapa yang harus kita salahkan jika kita menyayangi sahabat kita sendiri. Semua terjadi begitu saja tanpa kita sadari. Kenyamanan yang kita rasakan saat bersama mungkin dapat berubah menjadi rasa cinta. Ya, temanku ini jatuh cinta pada sahabatnya yang juga adalah temanku sewaktu dikampus.
 "Tapi dia ga suka sama gua" Kata-kata ini juga yang paling sering aku dengar dari nya. Disini, Aku maupun Dia tidak ada yang tau bagaimana perasaan wanita itu. Karena aku tidak begitu dekat dengan wanita ini, aku tidak dapat mengorek informasi apapun darinya. Aku hanya dapat mendengar curahan teman lelakiku ini. Kebingungan yang ia rasakan semakin mejadi-jadi ketika ia berfikir bahwa si wanita bersikap beda kepadanya.
 "Lo liat ga tadi? Dia beda banget sama gua, gak kaya biasa. Ahhh harusnya gua ga jujur soal perasaan gua. Gua mau dia kaya dulu." Dia terus menyalahkan dirinya atas kebodohan yang ia perbuat. Hm, bukan kebodohan kalau menurutku, hanya ketidak tepatan waktu. Bukankah jujur adalah perbuatan yang baik.
 "Gak ada yang bisa disalahin. Perasaan juga gak salah kok. Kalo emang dia beda sama lo sekarang, mungkin dia belom nyadar sama perasaannya. Bisa jadi dia juga ada rasa sama lo, tapi dia takut. Takut kalo aja perasaan lo berdua bisa ngerusak persahabatan kalian." Ucapanku tak berhasil membuatnya berfikir lebih tenang. Ia masih tertunduk dan terdiam. Sejuta kebingungan sangat terpancar dari matanya. Aku paham betul apa yang dirasakan temanku ini. Karena aku pernah mengalaminya. Namun aku tidak dapat memberikan banyak masukan untuk membuatnya tetap tenang atau bahkan melupakan perasaannya, karena sampai saat ini aku harus akui aku belum dapat menemukan jalan terbaik untuk masalah ini. Aku masih terjebak didalamnya. Satu hal yang dapat aku perbuat hanyalah berpura-pura bahwa aku telah keluar dari labirin percintaan dalam persahabatan. Dan inilah yang belum dapat temanku lakukan. Ia baru memulai, dan butuh waktu untuk dapat mengakhiri permainan ini.

Writting

 Aku meneguk kopi yang aku buat lalu meletakkannya diatas meja, mengambil sebatang rokok lalu menghisapnya dalam-dalam. Kembali aku pandangi layar laptopku yang putih kosong. Entah mengapa hari ini aku tidak tau apa yang harus aku tulis. Ide demi ide bermunculan, namun tak satu katapun dapat aku ungkapkan. Ini tidak seperti biasanya, disaat secangkir kopi dan asap rokok sudah menemani aku akan dengan mudah membuat satu cerita. Namun kini itu tidak terjadi. Otak ku sedang bekerja keras merangkai kata demi kata yang berterbangan di angan-angan. Ketika aku berhasil merangkainya, sedetik kemudian disaat jari jemari ku menyetuh keyboard, kalimat itu hilang. Kata-kata yang susah payah aku rangkai kembali berterbangan, seolah mengejekku "KAU PAYAH KAU PAYAH..."
 Aku menyenderkan tubuhku ke sofa, sempat merasa putus asa dan berfikir  untuk mematikan laptopku lalu pergi tidur. Tapi itu tidak aku lakukan. Aku kembali menghisap rokok sambil memandangi layar laptopku.
 'Ada apa ini? Kenapa membuat satu katapun aku tidak sanggup' Gumamku dalam hati.
 Tak lama aku dengar suara gemiricik air hujan dari atapku. Aku menoleh kearah jendela, dan aku mendapati hujan sedang membasahi jendela-jendela rumahku. Aku tersenyum lebar sambil mematikan bara rokok ke asbak. Kembali aku meletakkan jari jemariku diatas keyboard. Berharap hujan kali ini memberikan sedikit pencerahan. Dan ya... akhirnya jari jemariku berhasil menekan satu demi satu huruf yang tertera di keyboard.
     "HUJAN..... Tak banyak orang menyukaimu, begitu pula Aku. Kau selalu mengacaukan rencanaku, membuat pakaian ku basah dan kotor, membuat daya tahan tubuhku menurun disaat aku harus berlari menerjangmu, itulah sebabnya aku membencimu. Tapi aku tidak membenci suaramu, suara yang begitu merdu tanpa iringan suara gemuruh, memberikanku inspirasi untuk menulis disaat aku tidak dapat menemukan kata demi kata untuk ditulis. Suaramu membuat suasana hatiku nyaman, sehingga hati dan otakku dapat bekerja sama merangkai kata kata yang sedari tadi berterbangan entah kemana. Lagu demi lagu yang terlantun belum lengkap tanpa suaramu untuk memberikanku inspirasi. Bagaimanapun aku membencimu, aku tidak pernah membenci suara merdumu. Karena suaramu lah yang membuat jari jemariku bergerak diatas keyboard dan merangkai kata demi kata........................"
  Aku masih tersenyum sambil terus menggerakkan jemariku. Kertas putih microsoft word yang sedari tadi aku pandangi, kini telah terisi oleh beberapa coretan-coretan hitam. Harus aku yakini, untuk menulis bukan hanya membutuhkan otak untuk berfikir, namun ketenangan hati sangat diperlukan untuk dapat membantu kinerja otak. :))

Senin, 19 Maret 2012

Sahabat jadi Cinta

'Temen sama Sahabat itu Beda'
'apa bedanya?'
'kalo temen bisa jadi pacar. kalo sahabat..... sebisa mungkin jangan jadi pacar'


Itu dialog singkat gua sama salah satu sahabat gua. Keinget sama dialog itu, gua jadi punya niat buat ngepost soal Sahabat sama Cinta. Kenapa sih kita gak boleh jadian sama sahabat kita sendiri? hem, sebenernya gak ada undang-undang yang ngelarang lo jadian sama sahabat lo sendiri kok. Malahan gak sedikit orang yang pacaran berawal dari persahabatan. Tapi ya, gak sedikit juga dari mereka yang persahabatannya ikut kandas waktu putus. Beberapa temen gua bilang; 'pacaran sama sahabat itu hukumnya haram, karena bisa ngerusak persahabatan' dan sejauh mata gua memandang, banyak sih emang yang abis jadian sama sahabat terus putus jadinya gak sedeket dulu sebelum jadian. Jangankan yang udah jadian terus putus, yang baru ngaku kalo suka aja bisa tiba-tiba jauh karena menghindar (bukan menghindar karena gak suka loh, tapi menghindar supaya jangan sampe pelangi berubah jadi awan hitam).
Punya sahabat deket yang lawan jenis emang serba salah. Apa-apa pasti kita cerita ke dia, kemana-mana juga bareng, malah kadang lebih nyaman dari pacar. Perasaan kan timbul bermula dari kenyamaan. Jadi ya, gak bisa disalahin juga kalo kita suka bahkan bisa sampe sayang sama sahabat kita itu. Kalo sayangnya cuma sebatas sahabat sih ya gapapa, tapi kalo udah sampe galau karena sahabat sendiri itu..... not worth it banget coy, ya gak sih?
Tapi sebenernya semua tergantung individu masing-masing sih. Ada juga kok yang jadian sama sahabat, tapi hubungannya baik-baik aja setelah putus. Kalo di survey mungkin hasilnya kalah banyak sama yang persahabatannya ancur karena cinta. Karena kebanyakan yang gua tau nih ya, 2 orang sahabat yang jadi pacar itu setelah putus palingan cuma salah satunya aja yang woles malah berusaha buat bikin semua balik kaya dulu, tapi yang satu ini nih yang mungkin galau banget/bisa jadi udah kecewa banget sm partnernya ini jadi males dan menghilang bagai debu yang tertiup angin. And finally, there's no more friendship between them. Sedih sih sebenernya, kehilangan pacar aja sedih apalagi sekaligus kehilangan sahabat!
Buat lo nih yang lagi suka sama sahabat lo, gua saranin sih sebisa mungkin ilangin deh perasaan itu. Sakit sih emang mendem perasaan sendiri. Daripada lo harus menjadi salah satu korban keganasan cinta dalam persahabatan, pilih mana? Terserah sih, semua kan tergantung individu masing-masing, sama-sama sakit kok :D

Sabtu, 17 Maret 2012

GOD is the Best Director


   Hidup itu misteri. Kita tidak akan pernah tau apa yang akan kita alami di hari esok. Siapa yang akan temui pula dihari esok. Begitu lah saat aku bertemu denganmu. Pertemuan yang singkat tanpa rencana. Siapa yang tau bahwa disaat itu aku akan bertemu dengan lelaki yang sampai saat ini sangat aku cintai. Siapa pula yang mengira bahwa pertemuan singkat itu telah membuat kita melalui tahun demi tahun bersama. Ibarat  panggung drama, kita hanyalah pemeran yang memainkan sandiwara tanpa membaca naskah yang telah disiapkan oleh Tuhan. Dan Tuhan hanya mengawasi layaknya sutradara yang duduk manis dibelakang monitor. Sementara kita terus memainkan diri masing-masing sesuai naskah tanpa dapat menolak setiap adegan yang tidak kita inginkan.
   Sebuah cerita pasti memiliki awal dan akhir. Setiap pertemuan pun mungkin juga harus memiliki perpisahan. Jika aku dapat mencuri naskah buatan Tuhan, mungkin aku sudah menghapus satu alur cerita dimana aku harus kehilangan dirimu. Siapa sih yang ingin merasa kehilangan orang yang sangat  dicintai? Aku rasa tidak ada. Tapi apa daya kita sebagai pemeran? Hanya dapat diam menerima dan memainkan semua yang direncanakan Tuhan. Tidak akan ada yang dapat mengubah alur cerita yang sudah dibuat Tuhan, begitu pula aku.  Ya, sekali lagi kita hanya dapat terdiam pasrah menerima semuanya.
   Tuhan menghadirkanmu. Sosok lelaki yang selalu menemani hari-hariku. Meberikan tawa, amarah dan juga air mata. Lelaki yang sangat misterius. Tahun demi tahun aku lalui  bersamamu selalu memberikan teka-teki yang harus aku pecahkan sendiri. Kau selalu menyimpan semua yang kau rasakan sendiri. Berbagi sedikit cerita kepadaku dan teman-temanmu, namun masih banyak yang kau sembunyikan dalam dirimu. Tuhan tidak membuat sebuah drama pendek, tapi Ia membuat ceritaku bagai sebuah drama yang mungkin berdurasi amat sangat lama. Sampai Ia membawamu pergi menjauh dariku. Inilah cerita yang seharusnya sudah aku hapus dari naskah Tuhan. Merasa kehilanganmu seperti merasa kehilangan jiwaku sendiri. Menerima kepergianmu bagaikan menggali sebuah lubang yang dalam hanya dengan menggunakan sebuah sendok makan. Disini apa yang dapat aku lakukan, diam terpaku memandangi tubuhmu yang kaku. Berharap Tuhan mengubah alur cerita dan kau tetap dapat selalu menemaniku. Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang yang selalu menemani kalian selama bertahun-tahun pergi dan tak akan pernah kembali? Menangis? Ya pasti! Sedih? Itu juga sudah pasti. Putus asa? Mungkin sebagian orang akan merasa seperti ini. Marah kepada Tuhan? ... jika aku dapat marah kepada Tuhan, aku akan marah padaNya. Apa maksudNya?! Menghadirnya sosokmu untuk menemaniku lalu membawamu begitu saja tanpa memberikan sedikit dialog apapun. Tapi sekarang apa dayaku? Aku hanya dapat diam menerima semua ini terjadi. Kembali berpikir sehat, bahwa apa yang Tuhan rencanakan adalah yang terbaik untukku. Mungkin ceritaku denganmu akan disambung lagi dalam cerita yang berbeda. Saat ini aku hanya harus bersyukur karena Tuhan telah memberikanmu padaku. Lelaki yang sangat aku cintai dan juga sangat mencintaiku. Aku telah diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang darimu. Dan akhir cerita yang dapat aku ambil: “Tuhan tidak membiarkan apapun atau siapapun memisahkan aku dengamu, walau berbagai masalah dihadirkan kepada kita, Tuhan tetap membiarkan kita bersama. Karena Tuhan telah menuliskan bahwa yang dapat memisahkan kita berdua hanyalah kematian. I Love You, Ki!!!”
terimakasih TUHAN :'))



Selasa, 24 Januari 2012

untitled

Langitku,
Pandang aku dan dengarkan aku
Karena aku akan menceritakan sebuah cerita yang singkat
Sebuah cerita cinta yang tidak dapat diperkirakan
Sebuah cerita cinta dengan begitu banyak rintangan
Sebuah cerita cinta yang menyakitkan,
Namun tetap setia bertahan.
Rembulanku,
Tetaplah disana
Tetaplah setia menungguku bercerita
Seperti dalam cerita yang ingin kubaca
Sang cinta tetap sabar menunggu keindahan dan keadilan,
Walaupun ia tau ini amat sangat menyakitkan
Namun ia yakin,
Suatu saat cinta itu akan membawa kebahagiaan.
Bintangku,
Rasakan ceritaku,
Rasakan cinta dan luka dalam ceritaku
Karena cerita ini akan memberikan banyak pelajaran untuk sang pendengar
Karena cerita ini mengandung banyak maksa pada setiap kata yang terucap
Bagaimana mencintai, menghargai dan mengerti.
Rembulanku,
Akankah kau korbankan cahayamu untuk bumi?
Akankah kau setia menyinari setiap malam?
Cinta itu tidak pernah luput dari pengorbanan
Pengorbananmu yang selalu setia menyinari bumi,
Cahayamu memberikan kebahagiaan tersendiri,
Walau kadang kau harus terhalangi oleh awan-awan gelap yang menurunkan hujan
Kau tetap tak jenuh memancarkan cahayamu
Seperti cinta yang selalu ingin merubah luka itu menjadi cinta
Cinta yang menginginkan kesempurnaan cinta,
Pengorbanan akan terus mengalir untuk terluka.
Bintangku,
Luka itu akan menjadi cinta
Luka itu akan dapat mencintai cinta
Luka itu tidak dapat dipisahkan dari cinta
Seberapa jahat luka itu,
Pasti akan selalu ada cinta walau hanya setitik
Dan titik kecil itu akan berubah menjadi besar
Dengan kesabaran cinta dalam merubahnya
Bumiku,
Tetaplah percaya bahwa
Langit, rembulan dan bintang
Akan selalu setia menemanimu
Walau kau tak pernah peduli pada mereka,
Mereka akan tetap setia mengawasimu
Seperti cinta yang akan selalu setia
Menemani luka.
Langitku, rembulanku dan bintangku,
Kau tetap setia mendengarkan ceritaku
Cerita yang didasari atas nama cinta,
Akan menjadi cerita cinta abadi.
Cerita cinta ini hanya aku persembahkan
Untuk orang yang aku cintai
Cerita cinta tentang aku, dia dan mereka
Cerita tentang pengorbanan cinta
Tawa, tangis, cinta dan luka
Tidak akan ada yang dapat memisahkan mereka
Un tuk itu aku ibaratkan cerita kita dengan cinta dan luka
Karena dua hak itu satu
Dan tidak dapat terpisah
Seperti halnya kita,
Yang akan selalu BERSAMA!
Kini aku harus kembali mengorbankan perasaanku
Aku akan selalu tulus mengorbankannya
Jika hanya itu cara satu-satunya agar kita bisa bahagia
Aku menangis,
Saat kejadian ini terjadi,
Saat aku mengingatnya,
Dan saat aku menulisnya
Cerita in aku ceritakan dengan harapan,
Sebuah luka itu akan berubah dengan cepat.
Tanpa harus merasakan kehilangan cinta
Aku selalu berharap
Kau dapat mencintaiku
Tanpa harus menghadirkan mereka
Yang harus membuatku meninggalkanmu
Cerita ini aku buat agar kau dapat merasakan sakit ini
Sakit saat harus menyadari kau mencintai orang lain
Sakit saat melihat kau dengan orang lain
Sakit saat kau berbohong padaku dengan orang lain
Aku selalu berharap.
Air mata ini akan menjadi air mata terakhirku
Dan hanya kamu yang dapat mewujudkannya
Ini cerita menurutku,
Ini cerita menurut pandanganku
Maafkan aku jika aku terlalu memojokanmu
Aku hanya ingin kesadaranmu
“aku disini. Perempuan yang mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu”

Kamis, 19 Januari 2012

Ahmad Syauqi



“AKU TIDAK SENDIRI. TAPI KENYATAANNYA AKU MEMANG BENAR-BENAR SENDIRI.....”

Aku berusaha tegar seperti apa yang mereka dan KAU inginkan. Aku akan selalu berusaha tersenyum dihadapan mereka, walaupun KAU pasti tau ada suatu kejanggalan yang aku sembunyikan dibalik senyum itu. Aku percaya KAU tidak benar-benar meninggalkanku, walau aku tidak lagi dapat melihat senyum atau memeluk tubuhmu seperti dulu. Aku selalu dapat merasakan sentuhan-sentuhan kecil yang KAU berikan padaku. Aku selalu menikmati setiap mimpi yang KAU hadiri, yang membuatku enggan kembali pada alam nyata yang tidak ada KAU disini.
Aku sadar bukan hanya aku yang terluka atas kepergianmu. Mereka pun juga merasakannya. Tapi rasa kehilangan yang Aku dan mereka rasakan berbeda. Apa KAU tau bagaimana rasanya ditinggal oleh seseorang yang benar-benar kita sayang? Mungkin mereka harus merasa kehilangan sosok yang selalu menemani hari-hari mereka. Namun aku? Aku harus kehilangan dua sosok yang benar-benar sangat berarti dalam hidupku, KAU dan DIA. Kesalahan terbesar yang pernah aku perbuat adalah memaksa DIA pergi dari kehidupan kita, yang membuat KAU pun ikut pergi meninggalkan ku.
Aku tau TUHAN merencanakan ini semua bukan tanpa maksud. Walaupun aku tak tahu apa maksudNya mengambilmu terlebih dahulu. Jika Aku berkata ‘Aku tidak dapat hidup tanpamu’ itu bukan karena aku berlebihan, tapi karena hidupku tlah lari bersamamu. Hidupku benar-benar stuck diKAMU.
Sekarang apa yang harus Aku lakukan jika sedang merindukanmu? Disaat semua hal yang dapat membuatmu tenang telah aku lakukan. KAU tau satu hal yang dapat membuatku berhenti menangis hanyalah pelukanmu. Tapi kini saat aku menangis tak ada lagi pelukan darimu yang dapat menghentikan air mataku. Tapi disaat aku tidak dapat merasakan pelukanmu, aku berharap semoga KAU dapat memeluk doa-doa yang aku bacakan khusus untukmu.
“Kangen sama KAMU itu bikin air mataku gak berenti.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku mau nemenin KAMU terus dimakam.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku serasa gak bernyawa .“
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku mau cepet-cepet nyusul KAMU.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku bertanya-tanya:
‘Kapan KAU akan datang membawaku untuk pergi bersamamu.’”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku ketagihan baca Al-quran.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku memeluk sylvester setiap saat.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku selalu dengerin suara KAMU.”
“Kangen sama KAMU itu bikin Aku ngerasa Aku benar-benar sendiri.”
“Kangen sama KAMU itu bikin aku tambah yakin kalo KAMU akan bawa Aku suatu saat nanti."