Hidup itu misteri. Kita tidak akan pernah tau apa yang akan kita alami di
hari esok. Siapa yang akan temui pula dihari esok. Begitu lah saat aku bertemu
denganmu. Pertemuan yang singkat tanpa rencana. Siapa yang tau bahwa disaat
itu aku akan bertemu dengan lelaki yang sampai saat ini sangat aku cintai. Siapa
pula yang mengira bahwa pertemuan singkat itu telah membuat kita melalui tahun
demi tahun bersama. Ibarat panggung
drama, kita hanyalah pemeran yang memainkan sandiwara tanpa membaca naskah yang
telah disiapkan oleh Tuhan. Dan Tuhan hanya
mengawasi layaknya sutradara yang duduk manis dibelakang monitor. Sementara kita
terus memainkan diri masing-masing sesuai naskah tanpa dapat menolak setiap
adegan yang tidak kita inginkan.
Sebuah cerita pasti memiliki awal dan akhir. Setiap pertemuan pun mungkin
juga harus memiliki perpisahan. Jika aku dapat mencuri naskah buatan Tuhan,
mungkin aku sudah menghapus satu alur cerita dimana aku harus kehilangan dirimu.
Siapa sih yang ingin merasa kehilangan orang yang sangat dicintai? Aku rasa tidak ada. Tapi apa daya
kita sebagai pemeran? Hanya dapat diam menerima dan memainkan semua yang
direncanakan Tuhan. Tidak akan ada yang dapat mengubah alur cerita yang sudah
dibuat Tuhan, begitu pula aku. Ya,
sekali lagi kita hanya dapat terdiam pasrah menerima semuanya.
Tuhan menghadirkanmu. Sosok lelaki yang selalu menemani hari-hariku. Meberikan tawa, amarah dan juga air mata. Lelaki yang sangat misterius. Tahun demi tahun aku lalui bersamamu selalu memberikan teka-teki yang harus aku pecahkan sendiri. Kau selalu menyimpan semua yang kau rasakan sendiri. Berbagi sedikit cerita kepadaku dan teman-temanmu, namun masih banyak yang kau sembunyikan dalam dirimu. Tuhan tidak membuat sebuah drama pendek, tapi Ia membuat ceritaku bagai sebuah drama yang mungkin berdurasi amat sangat lama. Sampai Ia membawamu pergi menjauh dariku. Inilah cerita yang seharusnya sudah aku hapus dari naskah Tuhan. Merasa kehilanganmu seperti merasa kehilangan jiwaku sendiri. Menerima kepergianmu bagaikan menggali sebuah lubang yang dalam hanya dengan menggunakan sebuah sendok makan. Disini apa yang dapat aku lakukan, diam terpaku memandangi tubuhmu yang kaku. Berharap Tuhan mengubah alur cerita dan kau tetap dapat selalu menemaniku. Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang yang selalu menemani kalian selama bertahun-tahun pergi dan tak akan pernah kembali? Menangis? Ya pasti! Sedih? Itu juga sudah pasti. Putus asa? Mungkin sebagian orang akan merasa seperti ini. Marah kepada Tuhan? ... jika aku dapat marah kepada Tuhan, aku akan marah padaNya. Apa maksudNya?! Menghadirnya sosokmu untuk menemaniku lalu membawamu begitu saja tanpa memberikan sedikit dialog apapun. Tapi sekarang apa dayaku? Aku hanya dapat diam menerima semua ini terjadi. Kembali berpikir sehat, bahwa apa yang Tuhan rencanakan adalah yang terbaik untukku. Mungkin ceritaku denganmu akan disambung lagi dalam cerita yang berbeda. Saat ini aku hanya harus bersyukur karena Tuhan telah memberikanmu padaku. Lelaki yang sangat aku cintai dan juga sangat mencintaiku. Aku telah diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang darimu. Dan akhir cerita yang dapat aku ambil: “Tuhan tidak membiarkan apapun atau siapapun memisahkan aku dengamu, walau berbagai masalah dihadirkan kepada kita, Tuhan tetap membiarkan kita bersama. Karena Tuhan telah menuliskan bahwa yang dapat memisahkan kita berdua hanyalah kematian. I Love You, Ki!!!”
terimakasih TUHAN :'))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar