Selasa, 03 Juli 2012

The Mask


Semua mata tertuju pada seorang gadis yang berjalan melewati setiap sudut ruangan. Mawar, cantik namun berduri. Tapi ketika semua orang sudah terbuai oleh kecantikannya, mereka akan lupa dengan duri masih tertancap di tangkainya. Dan Mawar akan lebih mudah membuat mereka terbuai dengan drama-drama yang diciptakannya. Ya, Mawar tidaklah lebih dari seorang pembohong. Mengelabuhi banyak orang dan menyembunyikan jati diri yang sebenarnya dibalik topeng yang selalu ia pasang kemanapun ia pergi.

Kehidupan Mawar sendiri tidak lebih dari pedagang-pedagang dijalanan. Bedanya, pedagang-pedangan itu mendapatkan uang dengan berjualan, sedangkan Mawar hanya perlu memasang topeng kesedihan dan mengelabuhi banyak orang agar merasa iba dan memberikan sejumlah uang. Layaknya pengemis? Ya, sama sekali seperti pengemis. Mawar selalu memberikan janji akan mengembalikan uang yang ia pinjam suatu saat nanti kepada orang-orang yang memberikannya. Namun, suatu saat nanti itu tak kan pernah ada. Ia akan memasang berbagai macam topeng nya ketika seseorang sudah meminta uangnya untuk kembali. Dan mereka akan percaya, atau beberapa orang akan lelah dengan berbagai topengnya.

Mawar yang banyak orang kenal selalu menghambur-hamburkan uangnya, atau mungkin uang orang lain. Dan uang yang selalu ia pinjam bukanlah jumlah uang yang sedikit. Ia selalu berlaga layaknya seorang Puteri Kerajaan. Padahal kehidupan Mawar kurang lebih hanya seperti rakyat biasa yang tinggal di dekat Istana dan memimpikan suatu saat dapat tinggal didalam sana. Sangat menyedihkan. Hanya karena Ia terlalu takut menghadapi kenyataan, Ia selalu menghalalkan segala cara agar dapat terlihat seperti seorang Puteri. Berbagai macam topeng sudah ia siapkan untuk ia pakai disetiap saat. Mungkin Mawar sendiri sudah terbuai didalam topengnya sendiri dan melupakan siapa dirinya yang sebenarnya.

Setiap orang pasti akan merasa jenuh dengan topeng yang mereka pakai suatu saat nanti. Namun sepertinya tidak untuk Mawar. Dengan begitu banyak topeng yang ia ciptakan, ia tidak akan pernah merasa jenuh. Ia sudah mendewa. Dikagumi oleh banyak orang. Tapi ketika sesekali saja ia melepas topengnya, mungkin sudah tidak akan ada lagi yang mengaguminya.

Beberapa orang memang akan melupakan duri yang tertancap ditangkai ketika melihat kuncup bunga mawar yang bermekaran indah. Tapi jika durinya sendiri lebih banyak dibanding kelopak-kelopak bunga itu sendiri, masihkah ada orang yang mengaguminya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar