Senin, 19 Maret 2012

Sahabat jadi Cinta

'Temen sama Sahabat itu Beda'
'apa bedanya?'
'kalo temen bisa jadi pacar. kalo sahabat..... sebisa mungkin jangan jadi pacar'


Itu dialog singkat gua sama salah satu sahabat gua. Keinget sama dialog itu, gua jadi punya niat buat ngepost soal Sahabat sama Cinta. Kenapa sih kita gak boleh jadian sama sahabat kita sendiri? hem, sebenernya gak ada undang-undang yang ngelarang lo jadian sama sahabat lo sendiri kok. Malahan gak sedikit orang yang pacaran berawal dari persahabatan. Tapi ya, gak sedikit juga dari mereka yang persahabatannya ikut kandas waktu putus. Beberapa temen gua bilang; 'pacaran sama sahabat itu hukumnya haram, karena bisa ngerusak persahabatan' dan sejauh mata gua memandang, banyak sih emang yang abis jadian sama sahabat terus putus jadinya gak sedeket dulu sebelum jadian. Jangankan yang udah jadian terus putus, yang baru ngaku kalo suka aja bisa tiba-tiba jauh karena menghindar (bukan menghindar karena gak suka loh, tapi menghindar supaya jangan sampe pelangi berubah jadi awan hitam).
Punya sahabat deket yang lawan jenis emang serba salah. Apa-apa pasti kita cerita ke dia, kemana-mana juga bareng, malah kadang lebih nyaman dari pacar. Perasaan kan timbul bermula dari kenyamaan. Jadi ya, gak bisa disalahin juga kalo kita suka bahkan bisa sampe sayang sama sahabat kita itu. Kalo sayangnya cuma sebatas sahabat sih ya gapapa, tapi kalo udah sampe galau karena sahabat sendiri itu..... not worth it banget coy, ya gak sih?
Tapi sebenernya semua tergantung individu masing-masing sih. Ada juga kok yang jadian sama sahabat, tapi hubungannya baik-baik aja setelah putus. Kalo di survey mungkin hasilnya kalah banyak sama yang persahabatannya ancur karena cinta. Karena kebanyakan yang gua tau nih ya, 2 orang sahabat yang jadi pacar itu setelah putus palingan cuma salah satunya aja yang woles malah berusaha buat bikin semua balik kaya dulu, tapi yang satu ini nih yang mungkin galau banget/bisa jadi udah kecewa banget sm partnernya ini jadi males dan menghilang bagai debu yang tertiup angin. And finally, there's no more friendship between them. Sedih sih sebenernya, kehilangan pacar aja sedih apalagi sekaligus kehilangan sahabat!
Buat lo nih yang lagi suka sama sahabat lo, gua saranin sih sebisa mungkin ilangin deh perasaan itu. Sakit sih emang mendem perasaan sendiri. Daripada lo harus menjadi salah satu korban keganasan cinta dalam persahabatan, pilih mana? Terserah sih, semua kan tergantung individu masing-masing, sama-sama sakit kok :D

Sabtu, 17 Maret 2012

GOD is the Best Director


   Hidup itu misteri. Kita tidak akan pernah tau apa yang akan kita alami di hari esok. Siapa yang akan temui pula dihari esok. Begitu lah saat aku bertemu denganmu. Pertemuan yang singkat tanpa rencana. Siapa yang tau bahwa disaat itu aku akan bertemu dengan lelaki yang sampai saat ini sangat aku cintai. Siapa pula yang mengira bahwa pertemuan singkat itu telah membuat kita melalui tahun demi tahun bersama. Ibarat  panggung drama, kita hanyalah pemeran yang memainkan sandiwara tanpa membaca naskah yang telah disiapkan oleh Tuhan. Dan Tuhan hanya mengawasi layaknya sutradara yang duduk manis dibelakang monitor. Sementara kita terus memainkan diri masing-masing sesuai naskah tanpa dapat menolak setiap adegan yang tidak kita inginkan.
   Sebuah cerita pasti memiliki awal dan akhir. Setiap pertemuan pun mungkin juga harus memiliki perpisahan. Jika aku dapat mencuri naskah buatan Tuhan, mungkin aku sudah menghapus satu alur cerita dimana aku harus kehilangan dirimu. Siapa sih yang ingin merasa kehilangan orang yang sangat  dicintai? Aku rasa tidak ada. Tapi apa daya kita sebagai pemeran? Hanya dapat diam menerima dan memainkan semua yang direncanakan Tuhan. Tidak akan ada yang dapat mengubah alur cerita yang sudah dibuat Tuhan, begitu pula aku.  Ya, sekali lagi kita hanya dapat terdiam pasrah menerima semuanya.
   Tuhan menghadirkanmu. Sosok lelaki yang selalu menemani hari-hariku. Meberikan tawa, amarah dan juga air mata. Lelaki yang sangat misterius. Tahun demi tahun aku lalui  bersamamu selalu memberikan teka-teki yang harus aku pecahkan sendiri. Kau selalu menyimpan semua yang kau rasakan sendiri. Berbagi sedikit cerita kepadaku dan teman-temanmu, namun masih banyak yang kau sembunyikan dalam dirimu. Tuhan tidak membuat sebuah drama pendek, tapi Ia membuat ceritaku bagai sebuah drama yang mungkin berdurasi amat sangat lama. Sampai Ia membawamu pergi menjauh dariku. Inilah cerita yang seharusnya sudah aku hapus dari naskah Tuhan. Merasa kehilanganmu seperti merasa kehilangan jiwaku sendiri. Menerima kepergianmu bagaikan menggali sebuah lubang yang dalam hanya dengan menggunakan sebuah sendok makan. Disini apa yang dapat aku lakukan, diam terpaku memandangi tubuhmu yang kaku. Berharap Tuhan mengubah alur cerita dan kau tetap dapat selalu menemaniku. Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang yang selalu menemani kalian selama bertahun-tahun pergi dan tak akan pernah kembali? Menangis? Ya pasti! Sedih? Itu juga sudah pasti. Putus asa? Mungkin sebagian orang akan merasa seperti ini. Marah kepada Tuhan? ... jika aku dapat marah kepada Tuhan, aku akan marah padaNya. Apa maksudNya?! Menghadirnya sosokmu untuk menemaniku lalu membawamu begitu saja tanpa memberikan sedikit dialog apapun. Tapi sekarang apa dayaku? Aku hanya dapat diam menerima semua ini terjadi. Kembali berpikir sehat, bahwa apa yang Tuhan rencanakan adalah yang terbaik untukku. Mungkin ceritaku denganmu akan disambung lagi dalam cerita yang berbeda. Saat ini aku hanya harus bersyukur karena Tuhan telah memberikanmu padaku. Lelaki yang sangat aku cintai dan juga sangat mencintaiku. Aku telah diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang darimu. Dan akhir cerita yang dapat aku ambil: “Tuhan tidak membiarkan apapun atau siapapun memisahkan aku dengamu, walau berbagai masalah dihadirkan kepada kita, Tuhan tetap membiarkan kita bersama. Karena Tuhan telah menuliskan bahwa yang dapat memisahkan kita berdua hanyalah kematian. I Love You, Ki!!!”
terimakasih TUHAN :'))